Minggu, 05 Agustus 2012

KALIANDRA SUMBER PROTEIN KASAR DAPAT MEMPERBAIKI BOBOT BADAN DAN PRODUKSI SUSU TERNAK RUMINANSIA


Kaliandra (Calliandra Calothyrsus) masuk ke Indonesia. Pada tahun 1936 dari Guetamala. Pada tahun 1974 Perum Perhutani memyebarkan benih ke berbagai desa diwilayah Jawa. Dalam waktu yang singkat,kaliandra di tanam secara luas oleh luas oleh penduduk desa sebagai kayu bakar dan perbaikan tanah. Kaliandra juga sebagai pakan ternak, lebah madu, pupuk hijau, mencegak erosi dalam bentuk tanaman, dan sebagai pelindung tanaman kopi maupun pesemaian serta kayu bakar.
Penelitian yang dilakukan oleh Balai menunjukkan bahwa kaliandra dapat diberikan dalam bentuk segar atau silage. Tetapi pemberian kaliandra dalam bentuk layu atau telah dilakukan pengeringan nilai nutrisinya turun secara dratis terutama kecernaan protein. Pemberian  kaliandra dicampur dengan legum lain yang tidak mengandung tanin sudah dicobakan pada sapi dan hasilnya dapat memperbaiki performans reproduksi (calon bibit) dan produksi susu. Pemberian kaliandra dalam bentuk segar tidak ada masalah dengan palatabilitas dan pengaruh keracunan serta pengaruh negatif lainnya (Elizabeth dan Tangendaja, 2000). Oleh sebab itu sangat penting dilakukan penanaman kalindra dalam jumlah luas pada daerah-daerah terbuka atau terlantar agar kaliandra dapat ditingkatkan pemanfaatannya.

Teknik Analisis Wilayah Berorientasi Agribisnis

BAB  I
PENDAHULUAN

 Penyuluhan merupakan proses perubahan perilaku yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup melalui peningkatan produksi pertanian dan pendapatan. Untuk mencapai maksud tersebut kegiatan penyuluhan mesti dirancang sesuai dengan kebutuhan petani  untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani, sehingga mengetahui kebutuhan petani merupakan faktor penentu sekaligus celah masuk (entry-point) dalam menetapkan kegiatan dan materi penyuluhan.
Kebutuhan petani umumnya dikenal dalam dua jenis, yaitu: kebutuhan nyata (real-needs) dan kebutuhan yang dirasakan (felt-needs)).  Kebutuhan nyata adalah kebutuhan yang mesti dipenuhi segera dan bila tidak terpenuhi maka akan ada resiko, sedangkan kebutuhan yang dirasakan adalah kebutuhan yang tidak mengandung resiko bila tidak segera dipenuhi.  Oleh karena itu mencari resolusi untuk mengatasi masalah atau kebutuhan nyata petani adalah pekerjaan utama dan pertama bagi penyuluh, kemudian barulah mengupayakan atau mewujudkan kebutuhan yang dirasakan.
Untuk mengetahui kebutuhan nyata petani, penyuluh harus mengidentifikasi dan observasi langsung pada kelayan.  Kegiatan identifikasi dimaksud sedapat mungkin dilakukan dengan melibatkan peran serta kelayan (petani sasaran) secara maksimal. Hasil identifikasi masalah atau kebutuhan petani memerlukan teknik dan cara dalam menganalisis, sehingga kebutuhan dan masalah yang ditemukan memiliki akurasi yang tinggi dan merupakan representasi kebutuhan petani, kelompok, atau masyarakat sesungguhnya.
Berbagai cara atau teknik dalam menganalisi kebutuhan atau masalah dapat dilakukan, namun yang pasti setiap cata tersebut haruslah didahului dengan mengidentifikasi masalah atau situasi wilayah.